CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 16 Juli 2022

Rain On My June

 

Aku rasa kita cukup sampai di sini. Semua kenangan baik dan buruk yang udah kita jalani selama ini, cukup sampai di sini.

Hari itu rasanya tanpa aba-aba air mata aku jatuh, awalnya setetes, dua tetes, lalu jatuh mengalir tidak bisa lagi dihitung. Yang aku tahu saat itu, aku dalam kondisi yang sangat buruk. Aku stres berat menjalani ujian akhir kedokteran atau UKMPPD yang persiapannya sangat menguras waktu, tenaga, emosi, dan uang. Semua perhatian aku alihkan hanya untuk ujian itu sampai aku tidak tahu kalau perlahan-lahan aku sudah kehilangan seseorang yang selama hampir 4 tahun ini menemaniku. Dia yang akhir-akhir ini menjauh, tidak lagi mau bertemu, tidak peduli perkembanganku, tidak lagi menceritakan hari-harinya padaku. Selama ujian aku hanya ingin cepat selesai dan pulang, aku mau bertemu dia dan mencurahkan semua perasaan yang telah kutahan selama berbulan-bulan ini padanya—hanya untuk sadar kalau semuanya sudah terlambat. Beberapa temanku bilang, tidak ada yang tiba-tiba berubah di dunia ini, mungkin dia sudah ada tempat lain, mungkin kamu sudah digantikan. Aku menolak kenyataan itu karena rasanya baru kemarin dia bilang, aku tidak perlu mengkhawatirkan perasaannya karena hatinya sepenuhnya buatku. Aku percaya. Sangat percaya. hampir sebulan setelah resmi pisah, aku selalu menyalahkan diri, tidak bisa makan, tidak bisa tidur, setiap menit menangis, duduk berjam-jam di sajadah mengadu kepada Tuhan. Namun berita buruk itu akhirnya sampai padaku, aku tahu akhirnya dia memang sudah menemukan yang baru. Aku sibuk bertanya-tanya apakah waktu yang sudah kita habiskan bersama selama ini tidak berarti apa-apa? Apakah aku tidak berharga sehingga mudah digantikan? Apakah janji-janji yang dia sebut hampir setiap hari itu hanya kebohongan?

Aku masuk pada 5 stages of grieve.  Denial, Anger, Bergaining, Depression, keempat tahap itu silih berganti menyerang mentalku dua bulan terakhir. Saat sudah di fase depression kembali lagi ke anger, keesokan harinya naik lagi ke denial, lalu besok turun kembali ke depression dan selalu seperti itu tanpa pernah mencapai acceptance. Rasanya hampir gila, dunia ini runtuh, tiap saat sesak nafas. Aku marah pada Tuhan, kenapa memberikan rasa sakit yang sama sekali tidak bisa aku tolerir. Lalu sebelum aku benar-benar menjadi tidak waras karena mengurung diri di kamar selama ini, akhirnya kuputuskan untuk bercerita pada teman-teman dekatku. Aku sampai lupa punya teman. Selama ini aku berpikir hanya dia satu-satunya yang kupunya. Jadi ketika dia pergi, aku tidak punya siapa-siapa lagi. Saat kuhubungi, temanku langsung menjemputku di rumah. Aku menangis sejadi-jadinya di mobil, sumpah serapah, dan semua-muanya keluar. Tapi setelah itu beban berat di dadaku sedikit terangkat. Aku sadar kalau aku butuh didengarkan, aku butuh mengeluarkan rasa sesak ini dan bukan memendamnya sendirian. Kemudian selama dua hari aku di kelilingi banyak teman. Kami menginap di hotel dan menjalani pelatihan. Selama dua hari itu juga separuh rasa sakit yang kurasakan hilang. Teman-temanku mengelilingiku, mempersilahkan aku bercerita, menangis di depan mereka, sampai di tahap aku bisa mentertawakan kebodohan yang kubuat selama ini pada mereka. Aku juga mendapati fakta kalau di dunia ini bukan aku saja yang dunianya runtuh, teman-temanku di saat yang sama juga mengalami hal yang sama persis. Bahkan lebih parah. Kami akhirnya berbagi perasaan dan kesedihan serta berjanji untuk saling menguatkan. Aku sangat bersyukur untuk hal itu.

Kemudian setelah pelatihan selesai, aku mendadak takut pulang ke rumah. Aku takut kembali ke fase dimana aku tidak lagi ingin hidup. Tapi Tuhan mempertemukanku pada satu buku yang isinya sangat bagus. Judulnya Filosofi Teras karya Henry Manampiring. Buku yang secara garis besar memaparkan hidup dengan prinsip Stoic alias bodo amat. Namun bukan bodo amat yang sesempit itu. Ada dua hal di dunia ini yang perlu kita pisahkan. Hal yang bisa kita kendalikan, yaitu perasaan kita, pendapat kita, tindakan yang akan kita lakukan.  Sementara yang tidak bisa kita kendalikan adalah hal-hal eksternal seperti keputusan orang lain, harta, kesehatan, dan lainnya. Buku itu bilang, kita salah jika menggantungkan kebahagiaan pada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan—toh itu bukan milik kita dan kita tidak punya hak untuk itu, hal-hal ini bisa kapan saja diambil dari kita. Aku mulai mencerna lagi isi bukunya dan menemukan banyak hal-hal menarik yang sebenarnya aku sudah tahu itu tapi rasanya tidak pernah sejelas ini dipaparkan. Hal-hal penting untuk menjalani hidup dan menghindari stres. Ah, andai aku baca buku ini jauh sebelum dia pergi.

Dalam kasusku, aku sadar kalau selama ini aku sudah bergantung pada dia. Aku meletakkan seluruh perasaanku dan kepercayaanku padanya. Aku mengklaim bahwa dia milikku seorang. Padahal berdasarkan prinsip Stoic, yang bisa aku kendalikan adalah perasaanku, keputusanku, dan apapun yang bisa kulakukan pada hubungan kami. Aku sadar banyak salah dan kurangnya, tapi aku juga sudah berusaha sebaik mungkin selama ini. Aku harus puas untuk itu, karena itulah yang sudah jadi tanggung jawabku, itu hal maksimal yang bisa kukendalikan. Sementara keputusannya untuk pergi dariku dan mendapatkan ganti yang baru, perasaannya yang sudah hilang padaku, raganya, seluruh tentang kehidupannya adalah bukan milikku dan diluar kendaliku. Aku tidak bisa apa-apa. Yang bisa kulakukan saat ini adalah mengatur kembali perasaanku, menenangkan diri, dan memperbaiki diriku kembali. It has nothing to do with him or his new girlfriend, its all about myself. Butuh 2 bulan buat sadar akan hal ini, tapi lebih baik telat daripada tidak sama sekali kan. Dengan sadar akan prinsip ini, walaupun kondisinya berubah, misalnya kami tidak berpisah saat inipun, tidak ada jaminan kalau dia tidak meninggalkanku di masa depan, entah itu karena orang baru, karena lokasi, ataupun usia? Jika aku tidak sadar, maka duniaku tetap akan hancur berkeping-keping lagi.

Aku berharap setelah ini aku dapat menerapkan prinsip itu dengan baik. Aku akan belajar memisahkan mana yang dapat kukendalikan, mana yang tidak. Dengan begitu aku tidak lagi mengalami hal-hal di bulan juni kemarin. Aku tidak ingin lagi melewatinya, mungkin tidak sanggup lagi. Cukuplah bulan itu, di waktu itu, aku merasakan kiamat kecil di kehidupanku. Patah hati terbesar dalam hidupku. Setelah ini aku berjanji akan terus memperbaiki diri menjadi versi terbaik dalam hidup dan membahagiakan diri sendiri serta orang yang ada di sekitarku.

Ah, jika di masa depan aku diberikan kesempatan bertemu dengannya lagi (walaupun sejujurnya aku berharap tidak akan) semoga saat itu sudah tidak ada lagi rasa sakit di dada dan aku bisa berterima kasih dengan tulus padanya karena bertemu dan berpisah darinya telah mengajarkanku banyak hal tentang hidup ini. Dan aku tidak pernah menyesal karenanya.

Jumat, 23 Februari 2018

For My Self in couple years later

Halo...

Been a long year since terakhir nulis blog. Semua thread udah diapus yg dari tahun 2010an, soalnya alay. Tapi nyesel juga karena itu kayak kenangan yang asyik aja buat dibaca sekarang. Jadi atas dasar penyesalan itu, gua mau nulis ini sebagai bahan buat gua baca nanti di masa depan, beberapa tahun dari sekarang. Buat suatu hari ketika gua ada di keadaan gabut dan pengen do a lil throwback tentang diri sendiri gitu kan. Cieilah...

Ok. Let me start.

Hi, Jihan. Di kehidupan gonjang-ganjing kuliah lo sekarang ini, lo banyak banget mengalami perubahan. Hal-hal yang nggak pernah bahkan untuk terlintas di kepala lo, lo alami. Hal yang gak lo suka, jadi lo suka dan gitu juga sebaliknya. Mulai dari hal sederhana deh, dari panggilan nama. Jiji bukan lagi panggilan nama yang udah sticked di diri lo dari jaman SMP. Jihh atau Han udah nggak bisa lagi jadi dasar buat ngebedain dia temen deket lo atau bukan. Dimana dulu pas SMA, gua bisa banget dengan mudah bilang 'she/he knows me better' ke orang yang manggil gua Jih instead of Han, karena yang manggil Han biasanya orang baru kenal dan orang yang sekedar say Hi aja. Lo udah nggak lagi nemuin temen yang bener-bener satu pemikiran, satu attitude. Di sini lo mulai belajar beradaptasi but a lil bit harder karena entah kenapa semua orang kelihatan lagi lari di lintasannya sendiri. Maksudnya, adaptasi sih iya, tapi kadang takut juga masuk ke 'lintasan' orang-orang itu dan bikin gua jadi bukan diri gua sendiri. Intinya gua mulai nggak mengenali lagi diri gua sendiri, mulai nggak nyaman, dan saat gua sadar itu gua mulai stand up terus koreksi lagi cara adaptasi gua. Sepayah itu.

Selain itu, lo juga mulai aware sama penampilan. Lo diet mati-matian, lo stres banget pas muncul jerawat sebiji kayak titik, lo ga berangkat kalo jilbab belum digosok. Hal-hal yang jauhhh banget dari gua sebelumnya.

Jadi...
Gua mau ingetin ke diri gua di masa depan. Sekarang ini, jihan yang ini, terlalu banyak nggak bagusnya. Nggak ada yang bisa dibanggain dari diri gua sekarang. Hal-hal baru justru buat gua mulai ke distract dari tujuan utama hidup gua. Dulu setiap bikin resolusi di akhir tahun, 90 persen resolusi itu gua jalanin dengan baik dan I could achieve almost everything I really want. But now, resolusi cuma catetan kecil yang ilang entah kemana. I get nothing. Jadi gini, berhubung gua orangnya fokus banget, dimana ketika gua lagi fokus ke satu hal, yaudah itu aja hampir yang lain gua lupain, gua tinggalin. Thats my biggest problem, kebiasaan yang dari dulu nggak bisa gua ubah. Satu-satunya cara buat ngatasin itu, gua harus tau dan milih dengan tepat apa yang jadi fokus gua. Gua paham, seharusnya fokus gua kuliah, belajar, pendidikan dan segala macam yang terlibat di sana. Memang sih IPK gua juga nggak jelek banget, lumayan malah, tapi gua ngerasa kosong karena nggak sepenuh hati berjuangnya. It feels like I can do better, i can get better. This is not my best.

Belakang gua pikir gua tahu penyebabnya. Gua terlalu condong soal penampilan, soal cinta-cintaan yang kalo kata Adit sih udah bukan waktunya gua buat ngerasain hal-hal kayak gini. Emang sih, gua SMA bahkan nggak ada crush yang beneran, gua terlalu fokus sama impian-impian gua dan emang worth it. Gua ada di sini sekarang, di kedokteran, berkat fokusnya gua pas jaman SMA. Tapi yah, orang-orang kayaknya udah nemuin cinta mereka tsahhh maksudnya udah ngerasain how it feels to be loved dan segala macem keribetannya sementara gua baru mau memulai. Gua baru tau rasanya dimodusin yang beneran yang cowoknya nggak malu-malu kucing, baru tau rasanya jalan berdua, baru tau ini itu yang gak mungkin gua tulis di sini. Dan semuanya bikin gua malah fokus ke sana. Lo selalu galau, lo selalu mikir hal yang gak penting buat dipikirin. Lo mulai mikir semuanya enteng. Lo mulai jadi jihan yang rebel. Nilai lo turun drastis di semeter dua, remember? Tapi gua masih aja menepis itu semua dengan alasan 'gapapa, buktinya gua masih bisa dapet beasiswa'. Terus berlanjut ke semester 3, nilai lo memang naik walaupun jauh dari resolusi ip 4 yang lo tulis di awal tahun 2017, tapi itu nggak mengubah kenyataan bahwa lo mengalami kemunduran yang terjun payung.

Gua mulai susah fokus, bahkan kemaren ada tes buat lomba fisiologi dan gua pengen banget dari dulu ikut yang begituan. Tapi apa... bahkan ikut tes seleksi aja lo males, nggak ada persiapan sama sekali. Gua nggak lagi kenal diri gua sendiri.

Akhirnya, dari apa yang udah gua rasain selama ini. Gua cuma mau mengingatkan ke diri gua di masa depan, kapan pun lo baca ini, kalo lo ada di posisi yang sama kayak apa yang jihan rasain di tahun ini, good, you better read this.

1. Tujuan lo bahagiain orangtua. Lo tau bangetlah gimana perjuangan dan kasih sayang mereka. Nggak perlu panjang lebar, jelas banget. PLS MAKE THEM PROUD OF YOU, you knew how it feels when they told your name infront of collegue with biggie smile on their face for sure, right? Do it again.

2. Lo punya tiga adik yang harus dibanggain juga.

3. Lo mau jadi dokter. Jangan mendzolimi pasien lu, belajar yang bener. BELAJAR JIHAN, BELAJAR. BELAJAR SAMPE MUAK.

4. Cinta bukan segalanya, maksudnya cinta-cintaan gitu lah ya. Lo bakal selalu merasa like he's the one as you first time meet him, its ok, tapi jangan berlebihan. Lo taulah gimana siklusnya, selalu gitu.

5. Hal-hal lain seperti penampilan dan gengsi, its not your damn goals jih. You better read number one again and keep istiqomah.

Untuk ibadah, biar itu jadi rahasia gua dengan Allah yang kayaknya nggak mungkin gua tulis di sini. Tapi gua mau ingetin ke jihan di masa depan, keep doing it, karena sekalinya lo tinggalin suatu hal lo bakal terus lupa dan males buat balik lagi.

OK, goodluck. Semoga gua bisa jadi orang yang lebih baik lagi.

Senin, 15 Mei 2017

Pengalaman Beasiswa Unggulan Batch I tahun 2017

Halo para pencari beasiswa di luaran sanaaaa...

    Sebelumnya pasti sudah tidak asing lagi dengan  Beasiswa Unggulan dari Kemendikbud ini, kan? Beasiswa ini tersedia untuk S1, S2, dan S3. Fyi, S1 di sini bahkan mencakup kamu yang baru aja diterima (misal, SNMPTN) bahkan sebelum mulai perkuliahan (tanpa nilai IP). Untuk lebih jelasnya bisa langsung buka website Beasiswa Unggulan (BU) ya, karena dari tahun ke tahun persyaratannya selalu berubah dan dari pengalaman saya juga beberapa awardee sebelumnya, BU ini ajaib, suka ‘tiba-tiba’ berubah tanggal dan persyaratan. Websitenya juga beberapa kali maintanance. Tapi kalau kamu mau baca dengan teliti dan rajin mengecek, sebenarnya semua udah terpampang jelas alur dan segala macamnya di website. >>> http://beasiswaunggulan.kemdikbud.go.id/
___________________________________________________________________________
Beasiswa Unggulan Masyarakat Berprestasi terdiri dari Beasiswa Degree dan Beasiswa Bantuan Non-Degree.
Beasiswa Degree (Dalam Negeri), ditujukan kepada:
1.    Peraih medali/penghargaan olimpiade/kompetisi internasional di bidang: sains, penelitian ilmiah, keterampilan, seni, olah raga, dan bahasa yang dilaksanakan dan difasilitasi oleh Kemendikbud dan/atau oleh Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia (LIPI);
2.    Masyarakat berprestasi tingkat nasional atau internasional di segala bidang dan umum (kecuali dosen).
Komponen beasiswa degree dapat berupa:
1.    Biaya pendidikan (Tuition fee)
2.    Biaya hidup
3.    Biaya buku

Beasiswa Bantuan Non-Degree (Pendaftaran Offline), ditujukan kepada: guru, tenaga kependidikan pada tingkat PAUD sampai dengan SMA/SMK, pegiat budaya, seniman dan pegiat sosial kecuali dosen untuk mengikuti program residensi, menjadi pembicara dalam workshop atau konferensi, utamanya bidang pendidikan dan kebudayaan.

PERSYARATAN DAN KELENGKAPAN BERKAS BEASISWA DEGREE
Beasiswa Degree Dalam Negeri Jenjang S1:
Mahasiswa Baru
1.    Maksimal 22 Tahun
2.    Memiliki LoA Unconditional (akreditasi universitas minimal B)
Mahasiswa On-Going
1.    Maksimal 22 Tahun
2.    Maksimal semester 3
3.    IPK, PTN 3.00 PTS 3.25
Beasiswa degree jenjang S1 tidak diwajibkan memiliki sertifikat TOEFL/IELTS


Beasiswa Degree Dalam Negeri Jenjang S2:
Mahasiswa Baru
1.    Maksimal 32 Tahun
2.    Memiliki LoA Unconditional (akreditasi universitas minimal B)
3.    IPK S1, PTN 3.25 PTS 3.50
4.    TOEFL ITP 500/IBT 61, IELTS 5.5
Mahasiswa On-Going
1.    Maksimal 32 tahun
2.    Maksimal semester 3
3.    IPK S1, PTN 3.25 PTS 3.50
4.    TOEFL ITP 500/IBT 61, IELTS 5.5

Beasiswa Degree Dalam Negeri Jenjang S3:
Mahasiswa Baru
1.    Maksimal 37 Tahun
2.    Memiliki LoA Unconditional (akreditasi universitas minimal B)
3.    IPK S2, PTN 3.25 PTS 3.50
4.    TOEFL ITP 500/IBT 61, IELTS 5.5
Mahasiswa On-Going
1.    Maksimal 37 tahun
2.    Maksimal semester 3
3.    IPK S2, PTN 3.25 PTS 3.50
4.    TOEFL ITP 500/IBT 61, IELTS 5.5

Kelengkapan Berkas Beasiswa Degree:
1.    Kartu Tanda Penduduk (KTP)
2.    Kartu Tanda Mahasiswa (khusus On-Going)
3.    LoA Unconditional (Untuk On-Going ganti dengan surat tanda aktif kuliah)
4.    Kartu Hasil Studi (KHS) terakhir (Khusus On-Going)
5.    ljazah dan transkrip nilai terakhir
6.    Sertifikat TOEFL/IELTS (TOEFL/IELTS untuk S1 tidak diwajibkan)
7.    Proposal rencana studi (rencana perkuliahan dan sks per-semester yang akan ditempuh hingga selesai studi, topik apa yang akan ditulis dalam skripsi/tesis/disertasi, deskripsikan aktivitas di luar perkuliahan yang akan dilakukan selama studi dan bagaimana implementasi hasil studi di masyarakat)
8.    Surat rekomendasi dari civitas akademik atau institusi terkait
9.    Surat pernyataan tidak sedang menerima beasiswa sejenis dari sumber lain (download)
10.    Sertifikat prestasi Nasional atau lnternasional
11.    Esai menggunakan Bahasa Indonesia dengan judul: "Aku Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia" ditulis sebanyak 3-5 halaman pada kertas A4 dengan format huruf Times New Roman ukuran huruf 12 dengan spasi 1.5 line

Pendaftaran dan Jadwal:
Pendaftaran secara online di: http://buonline.beasiswaunggulan.kemdikbud.go.id/
Batch 1:
Pendaftaran: 15 Februari -15 April 2017
Seleksi administrasi dan wawancara: 16 April - 10 Mei 2017
Pengumuman: 12 Mei 2017
Batch 2:
Pendaftaran: 1 Juni - 31 Juli 2017
Seleksi administrasi dan wawancara: 1 Agustus- 31 Agustus 2017
Pengumuman: 1 September 2017

PERSYARATAN DAN PENDAFTARAN BEASISWA BANTUAN NON-DEGREE
Persyaratan Beasiwa Bantuan Non-Degree:
1.    Surat permohonan kepada Kepala Biro PKLN Kemendikbud.
2.    Daftar riwayat hidup (Curriculum Vitae).
3.    Surat undangan dari penyelenggara (undangan residensi/pembicara).
4.    Materi/bahan/proposal yang relevan dengan penyelenggaraan kegiatan.
5.    Esai minimal 500 kata tentang manfaat dari kegiatan.
6.    Usulan rincian biaya.

Pendaftaran Beasiswa Bantuan Non-Degree:
Mengirimkan seluruh dokumen persyaratan kepada:
Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gedung C Lantai 7
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, 10270

Jadwal:
Beasiswa bantuan non-degree tidak terikat jadwal batch 1 dan 2
___________________________________________________________________________
Lengkap, kan? Belum lagi, di websitenya tersedia FAQ (frequently asked question) yang sudah sangat jelas jawabannya. So, jangan malas-malas untuk mencari tahu dan menggali informasi sendiri ya.

    Jadi, awal dari saya tahu Beasiswa Unggulan (BU) ini sebenarnya jauh sebelum saya masuk kuliah. Sebagai mahasiswa jalur undangan, waktu libur saya memang agak lama dibanding jalur lain. Nah, karena menganggur itu, saya sering surfing internet mencari beasiswa. Sangat sedikit beasiswa yang memberikan pelayanannya pada jenjang S1/Sarjana (sebenarnya sih banyak, tapi nggak jago aja nyarinya hehe). Terus ketemu deh dengan Beasiswa Unggulan ini. Pertama kali lihat persyaratannya, waktu itu sekitar bulan Agustus-September sedang dibuka BU batch 2 tahun 2016. Saya langsung saja mengurus berkas yang diperlukan. Namun sempat terhambat dengan lack of info dari bagaimana cara buat surat rekomendasi, Letter of Acceptance (LoA), ijazah yang belum keluar, dan TOEFL. Dan... sialnya semua itu sebenarnya bukan halangan, apalagi buat mahasiswa baru. Saya baru ngeh saat kembali mengurus BU ini pada batch I tahun 2017 bulan Februari kemarin, kalau sebenarnya TOEFL tidak wajib untuk S1, Ijazah bisa diganti dengan SKHU, LoA kalau untuk mahasiswa baru bisa pakai capture dari keterangan kita diterima di website saat pengumuman, dan surat rekomendasi bisa dari siapapun. Huffttt, agak kesal sih, seharusnya bisa daftar waktu itu... tapi mungkin, rezeki yang Allah berikan tidak pada saat itu. *trying to think positively
    Karena memang udah tahu, dan banyak perbekalan (belajar dari pengalaman sebelumnya), saya bisa pastikan pengurusan untuk beasiswa BU ini termasuk sangat niat dan siap. Semua blogspot di Google tentang pengalaman awardee untuk mendapatkan beasiswa ini sudah saya buka, saya komentari, bahkan saya cari kontaknya untuk tanya-tanya. Grup-grup awardee di facebook semua juga sudah saya masuki.
    Jadi, pertama-tama, tipsnya adalah mencari tahu. tahu lebih dulu bahkan sebelum beasiswanya buka justru lebih baik. Lebih baik lagi kalau segala berkas dan keperluan lainnya sudah standby sejak sebulan sebelum website buka. Karena tahu sendiri deh, mengurus surat rekomendasi, keterangan aktif berkuliah, Kartu Hasil Studi, dll itu susah susah gampang dapetinnya. Apalagi kalau butuh tanda tangan dari dosen yang super sibuk.


    Pertama-tama login dulu. Kalau belum, register dulu ya. Nanti akan disuruh untuk memasukkan alamat email (nantinya digunakan untuk menghubungi pihak BU, dan segala pengumuman dari BU tentang status pendaftar serta lokasi dan waktu penting akan dikirim lewat email itu. Jadi pastikan kamu ingat password dan sering-sering cek email ya. Lalu ada juga nomor KTP (kalau tidak salah) dan informasi umum lainnya. Kalau sudah, kamu akan masuk ke akun untuk mengisi beberapa berkas.


    Itu salah satu contohnya. Isi dengan sebenar-benarnya ya. Oh iya, BU bekerja sama dengan Universitas dengan akreditasi minimal B dan fakultas minimal B. Selain itu, sepertinya tidak ada dalam pilihan. Namun apabila kamu yakin Universitas dan Fakultasmu punya akreditasi sesuai yang  BU minta, bisa kirim email ke BU langsung ya untuk konfirmasi.
    Jenis BU karena mahasiswa S1, jadi pilihnya mahasiswa berprestasi. Agak WOW ya kata-kata berprestasinya. Tapi jangan down dulu, soalnya BU meskipun di flyer-nya tertulis ditujukan untuk pemegang medali, juara olimpiade nasional, blalalala tetap saja cus langsung daftar. Soalnya nanti juga tergantung dari kuota yang daftar kan? Hehe
    Waktu itu saya upload sebanyak-banyaknya di bagian prestasi. Harus ada sertifikatnya ya, meski yang nasional hanya dua, sisanya provinsi, bahkan ada yang hanya ‘peserta’. Pokoknya yang penting upload dulu deh, perkara memenuhi syarat atau tidak ya, yang penting ada, hehe. Lalu untuk TOEFL meski tidak wajib bagi Sarjana, saya tetap ikut tes TOEFL ITP dan melampirkan sertifikatnya. Waktu itu TOEFL ITP saya 537 (soon upload pengalaman tes toefl, btw ini pertama kalinya ikut tes). Sisanya ada Surat Rekomendasi, saya minta dari Wakil Dekan 3 Kemahasiswaan. Surat Keterangan Aktif Berkuliah (Pengganti Letter of Acceptance, karena saya mahasiswa On-going). Surat tidak sedang menerima beasiswa, ada di website BU, tinggal download. Ijazah, nilai rapot SMA lengkap, rata-rata nilai juga. Kartu Hasil Studi. Dan semua surat-surat itu harus sudah di cap dan ditanda-tangani ya (salah satu tahap paling menguji kesabaran karena nggak mudah minta tanda tangan dokter/dosen yang sibuk banget). Setelah itu upload semuanya sesuai dengan format yang diminta. Biasanya diubah jadi pdf.
    Nah, yang cukup memakan waktu juga dan harus banget dicicil adalah pembuatan proposal dan essay. Untuk proposal rencana studi saya banyak mengubek-ubek blogspot awardee lalu minta saran satu persatu. Dari Kak exma, kak Adhan Efendi, dll. Lalu dari semua proposal mereka, saya satukan dan mengubahnya menjadi proposal baru yang sesuai dengan latar belakang pendidikan serta ide-ide saya. Pokoknya mereka sangat-sangat-sangat membantu deh! Oh ya, kalau mau minta proposal yang kemarin saya ajukan, bisa hubungi saya di email ya: jihannurpratiwi1@yahoo.com atau kalau sekiranya buru-buru (karena saya termasuk yang jarang buka email) bisa hubungi via instagram: @jihannrpr. Kalau sosmed pasti sering buka haha. Oh ya kalian juga bisa subscribe youtube aku, aku bakal post di sana lebih jelasnya https://www.youtube.com/channel/UCsbJk2QL0i1OnKXP8ykS18A
    Pastikan semua berkas lengkap dan sesuai dengan persyaratan. Baca-baca lagi. Pokoknya harus lengkap, dan karena ini memakan waktu, coba urus jauh hari, seperti yang sudah saya bilang sebelumnya. Lebih baik mengurus berkasnya dan siap semua sebulan sebelum pembukaan website untuk upload. Kalau sudah semua? Tinggal klik submit dan banyak berdoa. 



    Dannn.... pada tanggal 25 April yang seharusnya pengumuman, ternyata belum ada pemberitahuan apapun. Hampir gak bisa tidur. Tugas kuliah, tutor, csl, semuanya udah kayak nggak kepikiran lagi karena pikirin pengumuman ini. Terus waktu di kampus saat selesai praktikum parasitologi, saya mengecek hape untuk lihat apakah ada balasan dari dokter, juga mengecek info lain karena di FK ini suka banyak kejutannya. Sedetik nggak buka HP bisa ketinggalan info kayak berabad-abad *ini lebay. Ternyata kosong nggak ada info apapun, kecuali ada icon amplop putih di atas yang menandakan sebuah email di gmail masuk. WADUHHH... saya sudah tahu itu pasti dari BU. Sebab email yang saya pakai untuk mendaftar termasuk email pribadi, khusus untuk yang penting aja. Dan ternyata benar, pada tanggal 26 April (lewat sehari dari jadwal aslinya) saya dinyatakan lolos seleksi administrasi.





Terus langsung login ke akun juga, buat lihat perubahannya.




   
    Hal pertama yang saya lakukan adalah men-capture pengumumannya dan mengirimkannya ke WA group keluarga. Setelah itu buru-buru pulang buat ‘memastikan’ sekali lagi lewat laptop kalau saya memang lulus. Hari itu berubah jadi super hectic. Tanggal 26 itu bertepatan dengan pengumuman SNMPTN adik saya (dan alhamdulillah dia diterima juga), belum selesai sampai di situ, saya baru sadar kalau seleksi wawancaranya itu tanggal 27, BESOK! Kalau yang memang domisili Jakarta sih enak, lah saya di Lampung, mana besok ada jadwal tutorial. Akhirnya dengan kekuatan ‘the power of kepepet’ serta dukungan penuh dari orangtua. Saya memutuskan tetap ikut proses seleksinya. Sore itu saya langsung bikin surat izin, pesan tiket pesawat pagi bersama Ayah, dan mengerjakan laporan tutorial (yang biasanya butuh 2-3 hari, itu hanya tidak sampai sejam udah selesai, WOW ntah apa isinya). Langsung deh, beli materai dan amplop yang banyak, menitipkan surat izin serta Laporan tutor tadi ke teman yang ada dikosan. Terus isi kelengkapan di website.



    Oh iya, saat proses wawancara, jangan lupa untuk mempersiapkan semua yang kalian upload di website terutama berkas ASLI ya! Karena yang ditujukan ke pemeriksa nanti yang asli, kalau tidak ada yang asli disuruh pulang, kan sayang banget kalau sampai gagal gara-gara hal sepele. Kalau saya waktu itu bawa laptop, bawa semua yang asli, pas poto, materai, amplop, pulpen, gunting, lem, straples, pokoknya udah kayak mau pindahan. Daripada di suruh pulang?
    Saat datang, nanti disuruh mengambil nomor antrian. Saya kebagian nomor 100, padahal sudah datang pagi. Setelah itu menunggu deh. Saya sudah menghafalkan proposal serta essay yang saya buat. Berlatih tanya jawab wawancara sama Ayah. Merangkai jawaban dari pertanyaan yang kira-kira akan keluar. Pokoknya udah all-out. Tapi ternyata, saat wawancara, petugas yang waktu itu saya kebagian bapak-bapak ramah tidak menanyakan satupun yang saya siapkan. Kurang lebih hanya basa-basi dan banyak bercanda, pokoknya ramah banget deh! Terakhir setelah periksa semua kelengkapan berkas, beliau bertanya kenapa saya memilih jurusan pendidikan dokter? (dalam hati saya berkata, akhirnya ada juga sesi ‘wawancara’nya haha) ya sudah saya sikat habis, pokoknya jawab sepanjang-panjangnya dan sesemangat mungkin.
    Oh ya hampir lupa. Manner juga sangat diperhatikan ya, soalnya waktu itu sebelum wawancara bapaknya kelihatan tricky gitu. Dia diam saja waktu saya masuk. Jadi saya inisiatif bilang pertama kali ‘Permisi Pak, boleh saya duduk?’ terus jangan duduk sebelum dipersilakan duduk, jangan lupa senyum, salaman, pokoknya standarlah. Terus dia bertanya ‘Ada yang bisa saya bantu?’, lah ini haha padahal saya sering sekali menemui yang begini. Tapi saya spontan saja jawab, ‘Saya mau beasiswa pak’ wkwkwkk gara-gara grogri. Bapaknya ketawa deh, terus ya gitu langsung verifikasi berkas.
    Terus sepanjang pulang ke Lampung, saya kepikiran. Soalnya tiap petugas yang mewawancarai kita itu berbeda-beda. Di sebelah saya, pemeriksanya sedikit ketat, dia nanya segala macam seperti ‘Kenapa kamu memilih beasiswa ini?’, ‘Kenapa pilih jurusan ini?’,  ‘Apa rencana kamu kalau tidak diterima?’, ‘Apa kekurangan dan kelebihanmu?’, pokoknya kompleks. Jadi tuh, seleksi wawancaranya ini tidak begitu kondusif, satu ruangan bisa sepuluh pemeriksa gitu, bisa kedengeran lah apa aja yang ditanyakan. Mana para pelamar beasiswa ini penuh semangat, jadi jawabnya setelah teriak gitu. Terus saya jadi berpikir, apa bapak tadi hanya mengetes saya? Apa dia tidak tertarik jadi tidak menanyakan apapun? Apa saya sudah positif tidak diterima? Apa salah saya?
    Terus saya ingat, kalau bapak itu di satu sisi juga begitu meyakinkan. Dia bilang begini saat sedang verifikasi berkas saya, “Dek nanti kan pengumuman tuh, ini buku tabungannya sama slip UKT jangan lupa dibawa ya. Terus harus kamu yang hadir, kalau nggak hadir nggak dapet. Pokoknya ini sama ini (buku tabungan dan UKT) jangan lupa di bawa. Nah ini saya kembalikan, disimpan dengan benar ya.” Pesannya begitu. Lalu dia mulai menasehati saya tentang bagaimana nanti ke depan setelah menjadi dokter. Pokoknya benar-benar tidak seperti wawancara seleksi. Rasanya lebih ke konsultasi.
    Lalu, pengumuman lolos tahap wawancara pun tiba. Pengumumannya jam 4 sore, HP saya mati dan saat itu masih di kampus karena ada Lembaga Kemahasiswaan gitu. Pulang, sholat magrib, ngaji sebentar, lalu buru-buru buka laptop. Nggak puas buka dari HP hehe. Dan alhamdulillah, ternyata saya lolos lagi...




Dan langsung cek akun (lagi)





    Intinya, kalau beasiswa itu jangan mudah menyerah dan jangan malas mencari info. Tetap semangat! Btw, selain BU, sebenarnya saya juga daftar beasiswa KSE (karya salemba empat) dan Beasiswa PPA (Perpanjangan potensi akademik) dalam waktu yang bersamaan. KSE tidak lolos, PPA belum pengumuman. Tapi kalau PPA lolos, sudah pasti saya lepas karena salah satu syarat mutlak BU adalah tidak menerima beasiswa lain.
Semoga bermanfaat! ^^

Selasa, 21 Februari 2017

My very first term in College!

Rasanya begitu lega dan semacam nggak sabar buat masuk kuliah saat pengumuman SNMPTN 2016 menampilkan screen biru, which mean saya diterima. Nggak lama setelah pengumuman, cek hape ternyata udah diundang aja ke grup FK Unila 2016. Kebetulan saya memang tinggal di Lampung, dan rumah dekat kampus hehe, jadi nggak heran kalau info semacam ini cepat didapat dan lagi emang beberapa anak yang keterima sudah saya kenal.

Jadiii... sebenarnya nggak ada persiapan khusus buat masuk kuliah. Libur beberapa bulan nungguin anak SBMPTN dan Mandiri bikin bosen (Ketahuan banget liburannya gabut, nggak ngapa-ngapain haha). Saya nggak belajar lagi (too bad), pokoknya full libur dan ini kali pertama saya ngerasain libur yang bener-bener libur. Nggak ada tugas sama sekali. Paling ngurusin beberapa kelengkapan administrasi ke kampus (cieilah kampus, dulu saling ledek karena biasanya nyebut sekolah instead of kampus)

Skip sampe ke hari-hari berat sebagai Maba, OSPEK cuy! Teman sekelompok beberapa ada yang udah kenal karena kebetulan satu jalur masuk dan udah beberapa kali ketemu. Sisanya baru kenal dan nggak ngalamin yang namanya kaku-kakuan. Mereka asyik, terbuka, dan banyak yang dari luar Lampung juga sih jadi seru aja ngobrol dengan logat yang macem-macem. Nah ini nih yang bikin terkesan banget. Tugasnya numpuk! Banyangin aja, jadwal kegiatan ospek dari kampus bisa sampe siang, balik ke kampus buat jadwal ospeknya kampus dan itu sampe sore. Udah nggak terkontrol bangetlah gimana muka, mood, dan capeknya. Yang bikin semangat ya karena temennya seru, kadang ilang capeknya kalau lagi bercandaan ketawa-tawa gitu, terus inget juga kalau masuk sini tuh impian dari dulu banget. Oh ya, saya juga mau confess something yang embrass enough wkwkwkk.... saya pernah nangis karena tugasnya. Tugas belum selesai-selesai sampai jam 2-3 pagian, mana salah fotokopi SKDI yang satu modulnya 100 halaman (waktu itu fotokopi 10 modul dan semuanya salah ukuran). Padahal harus udah ospek lagi jam 5, which mean seenggaknya jam 4 harus udah siap-siapin kelengkapan ospek yang sebenernya nggak ribet sih tapi karena saya orangnya suka lupa jadi harus disiapin dari lama banget. Udah capek, mood ancur karena salah fotokopi, terus dikejar jam yang kayaknya cepet banget muternya. Nggak ada lagi acara tidur, mau ngedip aja takut, takut kelabasan wkwkkw and that's how my tears finally drop~

Lucky me to have such a family yang terus ngedukung. Mereka nggak tidur juga. Hm, sekarang udah jadi mahasiswa baru sadar kalau tugas waktu ospek nggak ada apa-apanya. Makin berat sih, tapi kayak udah terbiasa aja gitu.

First blok was Learning Skill and Professionalism (6 sks), kata kating jauh hari sebelum masuk kuliah sih blok ini gabut gitu, masih bisa santai. Hehe jangan dicontoh ya! Isinya setiap hari presentasi, presentasi, presentasi. Intinya di sini tuh diajarkan basic attitude kita gimana baiknya untuk menjalani diri jadi mahasiswa kedokteran dan jadi dokter nanti. Nggak berat bangetlah, kalau kamu suka bahasa Indonesia, ini mungkin mirip kayak pelajaran bahasa Indonesianya pas SMA. Keliatannya mudah, tapi waktu ujian sulit. Kenapa sulit? karena jawabannya itu mirip dan kadang tiap orang punya pendapat yang beda-beda tanpa tahu jawaban pastinya apa.
Track record buat blok LS : B+ (Demi apapun ini penyesalan terbesar saya karena santai-santai! ini blok yang mudah dibanding blok lain :( seharusnya bisa A)

The second one was Bacis Science 1 (6 sks). Ini udah mulai masuk ke bidang ilmunya, belum sih, masih kayak dasar dari ilmu sains itu sendiri. Masih pake chambell yang dipake anak biologi. Pokoknya segala dasar sains. Jangan khawatir berlebih kayak saya ya (karena nggak belajar selama liburan), soalnya pelajarannya itu pelajaran yang udah kita dapet sewaktu SMA. Paling lebih detail aja. Yang dibahas ada genetika, sel, homeostatis, elektrolit, kimmed, fismed, biomed. Sempet panik ada fisikanya, paling buta fisika soalnya. Tapi ternyata hanya asam-basa, suhu, pokoknya yang yahhh bisalah hehe nggak terlalu dalam kayak pas SMA. Cukup percaya diri sih buat blok ini, tapi sedihnya soal yang keluar jauh banget dari ekspetasi (setelah ini nggak pernah berekspetasi lagi soal yang keluar gimana). Intinya ancur banget dan banyak berdoa aja hasil akhirnya gimana.
Track record buat blok BS 1 : B+ (Kaget? Banget! Langsung ngucap syukur tiada henti kwkwkwk padahal perkiraan bakal C atau C+)


Ketiga nih, the last blok in this term was Basic Science 2 (6 sks). Im in love with this blok for sure. Anatomi udah sering banget di sini, histologi, fisiologi, pokoknya dalam seminggu bisa hampir tiap hari praktikum. Bahkan satu hari bisa ada dua jadwal. Praktikumnya sih nggak masalah, cuma sebelum praktikum selalu ada pretest yang materinya itu segudang. Kebayang gimana dalam sehari ada dua pretest dan dua-duanya punya materi yang banyak banget. Pas awal sih sempet cuek, alah pretest doang! Karena materi banyak jadi males belajar, saya cuma baca-baca aja setelah itu lanjut ngerjain tugas lain. Dan hasilnya? jelek! jelek banget. Mana ada responsi segala. Yang bikin jadi menyesal dan selanjutnya harus belajar banget itu karena kepicu sama temen dari Palembang. Dia nggak yang pinter banget (kalau dibanding teman dari Bandung, eh tapi bukan karena daerah asal ya, ini cuma buat ngebedain orangnya karena saya nggak sebut nama hehe) tapi dia rajin pake bangetttt. Ya udah dari situ langsung berubah, jadi belajar sebelum pretest mau sebanyak apapun materinya. Responsi bikin waktu jadi kesita sih, tapi malah bikin materi semakin mantep. Di sini termotivasi banget jadi asdos, ngeliat kakak-kakaknya keren dan sangat-sangat membantu. Blok ini bikin saya jatuh cinta sama anatomi, tapi juga kesel sama histologi wkwkk
Track record blok BS 2 : A (Soal yang keluar sesuai dengan yang dipelajari. Efek karena suka juga kali ya makanya lancar jaya)

Terus selain blok, di kedokteran juga ada yang namanya CSL (Clinical Skill Laboratories) semacam main dokter-dokteran. Kita dilatihan gimana berhadapan dengan pasien nanti, practically. Jadi ada dua kali pertemuan dalam seminggu. Pertemuan pertama ada pretest buat materinya, kemudian langsung latihan praktek sama teman dibantu dokter. Pertemuan kedua buat ambil nilai checklist. Semester 1 ada sambung rasa, hubungan dokter-pasien, cuci tangan WHO, vital sign, general survey, alat kedokteran minor,dan mikroskop. The end of term bakal ada ujian, syaratnya harus 100% dateng CSL dan dapet seluruh tanda tangan dokter pembimbingnya. Namanya OSCE (Objective Structured Clinical Examination) and this was the outstanding exam i ever had. Kenapa outstanding? Iya karena memang beda banget dan baru pertama juga. Jadi kita nanti di karantina di suatu ruangan, setelah nama kita dipanggil nanti duduk di kursi di depan stase-stase yang udah dipersiapkan. Ada 3 stase dengan soal yang beda-beda tiap stasenya. Soalnya ya yang udah kita pelajari di CSL, satu stase biasanya ada 3 materi yang digabung, 4 sama cuci tangan WHO sih soalnya ini tiap stase wajib cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan prosedur. Nanti ada bel yang mempersilakan kita untuk membaca soal, terus bel lagi buat mempersilakan kita masuk ke ruangan. Jangan takut lupa soalnya apa, soalnya di dalam ruangan juga ada soal. Setelah perkenalan terus absen ke dokter, saya langsung melakukan beberapa prosedur ke probandus (orang yang bertindak sebagai pasien, biasanya kakak tingkat). Rasanya kayak berhadapan dengan pasien langsung, deg-degan juga dilihat dosen. Salah atau benar langsung hajar aja, selain keburu oleh waktu, dosennya juga nggak bakal memberi tahu kita apapun. Hanya diam dan menilai kita. The room is yours lah ibaratnya, jadi apa yang kamu mau lakukan di dalam ya semua bergantung dari diri kita sendiri.
Stase pertama dapat vital sign, too bad karena kehabisan waktu dan nggak sempat laporan ke dokternya. Terus lari ke stase kedua tanpa bawa pulpen, ketinggalan di ruang stase pertama saking paniknya. Belajar dari pengalaman, stase 2 (general survey) dan 3 (mikroskop) nggak mau lama-lama, dan alhamdulillah sih banyak waktu sisa.
Track record buat CSL 1 (2 sks)  : A (Karena sekali tes aja, padahal sempat panik karena stase 1 berantakan abis. Dan OSCE ini, satu stase gagal (misal lupa cuci tangan, gambar preparat nggak ketemu, dll) itu bakal buat semua stase juga gagal. Harus perfectlah ya, jadi berdoa aja supaya nggak panik dan dapat dokternya baik)


Terakhir ada MKU (mata kuliah umum), semester 1 ini dapet PKN. Lumayan gabut hehe, tapi dosennya kocak dan adaaaaa aja idenya buat MKU ini beda dari yang lain. Entah karena soalnya yang jauh dari materi (bahkan nggak ada hubungannya), karena sistem duduk ujiannya yang kadang melingkar kadang memanjang, pokoknya seru! Banyak presentasi.
Track record PKN (3 sks) : A (Bapaknya baik sekali~)

Yah itu dia buat semester satu. Sebenarnya banyak yang terjadi, tapi intinya sih ini. Hope I can make it better for next term!

Jumat, 02 Agustus 2013

Pengendali Mimpi

Aku mengirim novelet ini sudah sejak februari, sebenarnya. Tapi baru dapat pemberitahuan dimuat bulan Mei. Tentu saja harus menuunggu dua bulan untuk edisi pemuatan. Lama? Emang! Tapi aku termasuk cepat loh, jika dibanding mereka yang menunggu sampai setahun lebih. Prok prok prok, ha!

Story Edisi 47 (Ulang tahun ke-4) Pada tanggal 25 Juli 2013.
Pengendali Mimpi oleh Jihan Nur Pratiwi.